Erick Thohir jelas sedang naik daun, transformasi BUMN yang dia lakukan membuat banyak pihak optimistis dan menyimak langkah-langkahnya ke depan, apa lagi yang bakal dia geber untuk menaikkan bisnis pelat merah di tanah air ini.

CNBC sebuah kanal berita global yang dimiliki waralaba-nya oleh CT Corp ini mengganjarnya menjadi Minister of the year. Dianggap berhasil melakukan terobosan-terobosan mentrasformasi BUMN, ET menjadi menteri yang dianggap banyak melakukan perubahan-perubahan menuju ke arah yang lebih baik secara progresif.

ET dianggap mampu menyederhanakan “hiruk-pikuk” bisnis pelat merah tanah air dari 142 menjadi hanya 41 saja dari target 30 yang dia patok. Kebiasaan beranak-pinak dan bancakan direksi komisaris BUMN ini dicegah oleh ET dengan transformasi bisnis yang cukup berani.

CNBC menganggap kepemimpin Menteri Erick berhasil mengatasi pandemi dengan tetap berhasil menaikkan aset BUMN 8% di angkat hampir 9.000 Trilyun dan pendapatan naik 19% menjadi 2.200-an trilyun. Dua komisaris CT Corp Abdul Aziz dan Ishadi SK nampak hadir di acara dan ikut menyerahkan piala penghargaan yang di antaranya diberikan pada beberapa perusahaan pelat merah di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Di antaranya Mitratel anak usaha Telkom, Pertamina Shipping, BSI, BRI, BNI dan PLN.

Saya berfoto bersama Ir. Abdul Aziz, MM salah satu jajaran komisaris CT Corp

Chairul Tandjung mengatakan bahwa transformasi BUMN yang dilakukan Menteri ET “Secara sangat luar biasa” barangkali bukan pujian berlebihan. Dua hal besar yang menjadi concern ET saat mentransformasi BUMN adalah pertama people dan system. Saat pertama kali mengemban amanah menteri BUMN, ET sudah mengkomunikasikan bahwa BUMN tidak bisa menjalankan “Business as usual” dan fokus memperbaiki 2 faktor tsb. Erick mengutip kata-kata Chairul Tandjung bahwa seorang pribadi itu juga harus menjadi pribadi yang menyangdang kehormatan, ini sejalan dengan langkah-langkah ET dalam membenahi AKHLAK pengelola BUMN.

Erick Thohir & Chairul Tandjung di acara semalam, 12/12/2022 St. Regis Hotel, Jakarta

Erick menegaskan soal sistem yang melingkupi kementerian BUMN, RUU BUMN. Soal sederhana misalnya bagaimana menjadikan pengelola BUMN di kementerian merasakan manfaat bisnis (sebagai korporasi) sebagaimana State Owned Enterprise di negara-negara lain. Permen-permen BUMN yang ada 45 akan disederhanakan menjadi 3 saja, bisa disebut omnibus law-nya Kementerian BUMN. Individu-individu yang track record-nya jelek, akan dibuat black list sehingga tidak bisa aktif lagi di BUMN mana pun, begitu pula akan disiapkan dana pensiun BUMN, tidak boleh lagi ada kejadian ASABRI dan JIWASRAYA. Blue Print 2024-2034 menuju BUMN 30  saja sedang disiapkan.

Is good to be in Indonesia!” Menteri Erick mengungkapnya rasa syukurnya karena kita diberikan keadaan negeri yang penuh potensi sbb: pertumbuhan eknomi akan stabil di 5% sampai 2035,  Jumlah middle class kita 145jt bertumbuh ke 180jt sampai di angka 220 juta nantinya, Sumber Daya Alam kita kaya raya. Contoh misalnya nikel yg value-nya dulu berkisar 1 milyard dollar sekarang sudah di kisaran 27 milyard dollar. Laut kita yang begitu luas, 75% total wilayah, industrialisasinya baru 5% terhadap PDB kita, Erick menambahkan.

Menteri BUMN membicarakan juga soal pasar/market. Gabungan antara digital market dan industri kreatif kita akan mencapai 4.500 trilyun pada 2030, saat itu kita mencapai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Jadi faktor kemajuan perusahaan-perusahaan di Indonesia baik swasta maupun BUMN adalah satu keharusan, karena sayang market yang sebegitu besar tidak di-monetize apakah berupa fintech, healtech, edutech dan industri lainnya.

Pasar dunia film kita ada 51 juta penonton, 61% adalah kita yang memproduksi sendiri padahal sebelum Covid19 hanya 41% saja. Market kuliner kita 481 Trilyun, industri fashion kita 197 trilyun ini potensi kue besar pembangunan yang luar biasa besar.

Ikut hadir dalam acara CNBC Indonesia Award, Sarman Simanjorang Komisaris PT. Pertamina Geothermal Energy beserta jajaran pengurus HIPPI DKI

Ada tiga bidang yang BUMN kelola dan dirasa strategis: Pangan, Energi dan Kesehatan. Kang Etho, panggilan akrab dari komunitas Kasundaan ini mewanti-wanti agar kue besar ini tidak juga mematikan sektor swasta. Karena strategi beliau justru membuat struktur organisasi BUMN sesimple mungkin tetapi efektif melayani negara sebagai pemiliknya.

Dalam menutup awardee speech-nya Erick Thohir berterima kasih pada Chairul Tandjung pemilik CNBC bahwa CT Corp sama sekali tidak ada niat untuk “ada maunya” pada BUMN melainkan sebenar-benar karena objektivitas pada kepemimpinan dan transformasi yang dia lakukan di kemenBUMN. ET juga berterima kasih karena penghargaan ini diberikan justru tidak di 2024 yang nantinya akan kental nuansa politisnya.