Saya akan sharing terkait Confidence Level. Confidence Level diperlukan oleh seorang profesional dan entrepreneur.
Mengapa sharing materi ini? Sederhana saja, karena saya pernah mengalami kejadian yang membuat saya harus termenung dan berpikir.

Saya pernah dikata-katain oleh seorang recruiter dari sebuah perusahaan software house yang ketika itu sedang merekrut beberapa orang programmer dan saya adalah salah satunya. Saya memang menekuni programing dan software development di awal karir saya.

Dari beberapa orang yang diwawancara dan dites, hanya satu orang yang berhasil direkrut dan saya adalah salah satu yang gagal direkrut. Ternyata menurut pewawancara, salah satu penyebab saya tidak direkrut yaitu saya too confidence, artinya overconfidence.

Kejadian ini membuat luka dalam baper ceritanya. Itulah yang membuat saya kemudian memahami bahwa sebenarnya saya tidak cocok di industri software development sebagai programmer.
Karena kemungkinan sulit sekali bagi saya untuk tidak berbicara menjual diri Saya, apa yang Saya mampu, apa yang Saya bisa dan apa yang bisa Saya kontribusikan kepada lingkungan tempat saya berada maupun pada perusahaan tempat saya bekerja.

Mulai saat itu saya kemudian memutuskan menjadi seorang sales.
Apa yang ingin saya sampaikan ini semata-mata untuk memberikan perspektif kepada teman-teman bahwa dalam beberapa pekerjaan tertentu dibutuhkan mulut yang tertutup dan tidak banyak cakap. Hampir semua pekerjaan termasuk sales bahkan membutuhkan sikap rendah hati, humble dan tidak sok tahu. Mentalitas seperti inilah yang kemudian saya kembangkan setelah saya mengalami penolakan di rekrutmen pada awal karir saya.
Dalam melaksanakan suatu projek dimana saya sudah melakukan lebih dari 2 kali pekerjaan yang mirip, maka confidence level saya akan saya pasang di atas 60%. Tetapi jika di bawah itu maka akan saya taruh di bawah 60%, bisa pula 50%, 30% atau kurang dari itu.

Sikap jujur ini dibutuhkan agar pengetahuan dan kapasitas saya selalu bertambah seiring dengan waktu, serta tidak mengecewakan pelanggan yang menggunakan jasa dan produk yang Saya tawarkan.
Semenjak itu, Saya mulai melatih diri untuk mengatakan tidak tahu apabila Saya tidak tahu. Dan mengatakan tidak paham apabila saya tidak menguasai permasalahan yang ditanyakan oleh customer saya. Namun, Saya berusaha memberikan solusi dibalik ketidaktahuan saya yaitu dengan mereferensikan seseorang atau pihak yang jauh lebih menguasai atau lebih tahu.

Jika customer tersebut percaya kepada saya dan ingin one stop solution dari kami maka saya akan hire orang atau perusahaan tersebut ke dalam perusahaan saya untuk mengerjakan projek tersebut.
Sekian materi sharing dari saya mengenai Confidence Level. Semoga bermanfaat dan apabila ada yang ingin menanggapi, bertanya atau bahkan mempertanyakan, dipersilahkan..

Selamat Pagi semua!