Luhut MenkoParInvest dan Presiden Jokowi telah berbicara dengan nada sangat meyakinkan dalam Rapimnas Kadin beberapa minggu lalu, keduanya berbicara sangat lugas dengan presentasi dipenuhi oleh data dan angka. Apakah benar seperti itu?
Dunia bisnis terkadang menemukan kegelisahan tertentu dikarenakan narasi di atas tidak sama tone-nya dengan di bawah, kuatnya keyakinan yang gagah di podium seringkali lembek dan lain sama sekali dengan kenyataan di lapangan. Untuk itulah dalam rapat kerja nasional kedua Asosiasi ketua umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) menegaskan agar seluruh anggotanya di Indonesia ini tetap kritis terhadap pemerintah: “Boleh kritis, tapi jangan makar!” kalimat pendek bermakna padat khas aktivis mumpuni.
Angga, sapaan akrabnya memang mengakui kegalauan anggota asosiasinya yang banyak juga memiliki izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang dicabut oleh pemerintah, yang mencabut adalah senior HIPMI yang kini diamanahi sebagai Menteri Investasi: Bahlil Lahadlia. Angga berujar : “Pemerintah dapat memberi penjelasan lebih lanjut ihwal status IUP yang dibekukan itu sejak awal tahun ini, yang dibekukan bukan hanya yang level besar tetapi yang kecil-kecil juga sama dalam proses di-freeze satgas” (bisnis.com)
Di sisi lain beliau juga optimis dengan bisnis energi mineral ini, karena katanya: “Kenaikan harga komoditas ini bisa menjadi peluang bagi anggota Aspebindo dan pelaku usaha energi, mineral dan batubara. Bagaimana kita bisa mendapatkan cuan di tengah ancaman resesi global” (Kontan.co.id).
Sebagai sahabat yang kenal Angga sejak dulu, saya yakin beliau bisa membawa ASPEBINDO di tahun ke-2 ini ke arah yang jauh lebih kuat dan berpengaruh di kebijakan nasional. Karena dalam rakernas kedua ini juga dikukuhkan banyak nama-nama beken yang saya kenal kontribusinya bagi negeri ini padahal usia mereka masih belia.
Kita butuh anak-anak muda di pusaran pengaruh kebijakan, bukan hanya di pusaran objek pengaruh dunia hiburan dan trend gaya hidup melulu. Kita butuh anak-anak muda yang punya otak dan guts, agar berani berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan pemerintah untuk menolak keras atau menegur jika mereka keliru dalam membuat kebijakan.
Sehebat-hebatnya pemerintah, bagaimanapun mereka juga diisi oleh manusia-manusia yang seperti kita-kita juga, sama-sama doyan tidur kalau kelelahan, problemnya, mereka punya tanggung jawab lebih karena “memakan” uang pajak yang kita bayar!
Leave A Comment