Muhammad Sirod, November 16, 2018

Disampaikan di Telegroup Klub Buku dan Manajemen Bisnis

 

Bismillahirrahmannirahim

Saya ingin mencoba membahas materi dari Dan Lok: 3 kebiasaan paling utama dari orang-orang kaya

The 3 best habits of Rich People. – Dan Lok

So getting rich is not an act, it is a habit.

  1. Count Their Money Regularly

~ count money regularly, is it improving, etc?

  1. Pay Themselves first

~ put your money aside and invest your money

~ not being frugal or being cheap people

  1. Improving their earning ability

~ every single year your income is going up every year

~ Thinking, learning àGrowing

 

Dan Lok ini seorang pebisnis sukses di Kanada, Dia orang chinese, asalnya dari hongkong. Saat dia kecil, Ibu bapaknya bercerai lalu Ibunya memutuskan pindah ke kanada bersamanya. Ibunya menghendaki berpisah dari Ayahnya karena bapaknya selingkuh. Terus dia memulai karirnya di kanada sebagai seorang copywriter di dunia periklanan, hal ini berkontribusi pada kemampuan salesmanshipnya, marketingnya dan public speakingnya yang jago banget.

Jadi Dan Lok ini adalah tokoh yang cukup reputable. Dari tampilannya, dari bisnis yang ia create seems logic buat saya. Dia bukan seorang motivator/inspirator atau pembicara publik yang dibayar dari bercerita dan berceramah. Saat ini banyak tipikal orang seperti itu, bisnisnya so so saja tapi sudah berani bicara di depan publik dan menggurui soal bisnis. Itu hal yg saya paling nggak suka. Salah satu guru saya, Aa Gym mengajarkan untuk memulai dari diri sendiri (Ibda bin nafsik) sebelum kita ajarkan dan ajak orang lain. Jadi kalau kita mau mengajari orang lain cara menjadi kaya,  itu artinya loe harus kaya dulu, ya minimal setengah kaya deh.

Ikan Baronang 12/05/2015 di sebuah restoran saat berkunjung ke NTB

Aa Gym sendiri itu termasuk orang yang wealth. Dia orang yang sejahtera, orang berada. Dia mengajarkan tentang kedisiplinan bukan hanya omong, tapi itu dilakukan oleh beliau dalam hidupnya. Banyak ya guru – guru seperti itu juga misalnya Ust. Yusuf Mansur. Coba deh bertemu dengan beliau, perhatikan lipatan mata beliau, akan tampak terlihat gelap. Itu pertanda bahwa beliau, UYM itu kurang tidur, karena terlalu sering bekerja dan produktif, sehingga kurang tidur dan sering terjaga. Dalam satu silaturahmi, Bang Adhyaksa Dault, salah satu senior saya di IPB (beliau S3 di kampus ini), dia mengatakan ini orangnya kecil tapi tajir, Itulah ust. Yusuf Mansur, dia melakukan apa yg harus dilakuan, gak hanya berbicara, tapi juga melakukan apa yang bisa dilakukan sehingga bisnisnya growth dan succesfull.

Nah, materi The 3 Best Habbits of Rich People dari Dan Lok ini, terus terang saja saya belum sampai pada maqom-nya, belum sampai pada level ini, terutama yang pertama ini, Count Their Money Regularly. Saya termasuk orang yang tidak suka menghitung – hitung uang yang saya dapatkan, karena itu pekerjaan itu saya serahkan ke istri, saya awalnya mikirnya begitu, sampai pada satu level tertentu istri saya tidak suka lagi/tidak sanggup lagi untuk menghitung keuangan perusahaan sehingga saya harus cari orang lain. Akhirnya dengan terpaksa saya lakukan juga, karena orang yang saya percayakan melepas dirinya. Itu juga wajar karena saya memang mendesain istri saya untuk tidak menjadi mesin uang di keluarga karnea yang saya desain itu diri saya sendiri yang menjadi mesin uang. Istri saya itu saya desain untuk merawat anak, menyalurkan hobinya, mendidik. Mendidik memang tugas Ayah dan Ibu, tetapi seorang Ibu atau seorang Istri itu adalah pihak yang paling berbertanggung jawab sebenarnya, karena yang paling punya sifat welas asih itu biasanya perempuan.

Nah, count your money itu artinya kita harus tau detail itu soal ini. Berapa sih pendapatan yang didapatkan dari sebuah projek atau dari jualan? Berapa sih per hari? berapa sih per minggu? berapa sih per bulan? Kalau saya itu baru setahunan saya hitung atau paling tidak per project. Dua tahun yang lalu saya hampir bangkrut dikarenakan salah hitung dan salah forecasting. Jadi ada satu proyek saya di wastewater treatment nggak berjalan mulus. Sehingga fee untuk tim engineering juga tidak dibayar dengan memadai, karena bener – bener loss budget. Dari kejadian ini saya coba perbaiki, Alhamdulillah masih diberi kepercayaan oleh tim engineering kami itu untuk ikut tetap terlibat dalam proyek-proyek ke depannya. Ini patut disyukuri, sehingga saya masih bisa confidece untuk mendapatkan proyek-proyek wastewater treatment yang kompleks sehingga membutuhkan bantuan tim engineering yg handal di belakang saya.

Proyek pemipaan di Lampung, 05/06/2015

Kebiasaan Count your money itu artinya kita menyadari misalnya dalam suatu proyek wastewater treatment itu kita rugi terus, lalu dalam kerugian terus kita lakukan hal yang sama, artinya kita melakukan kebodohan namanya. Kita harus menganalisa, melakukan projection, dalam sebuah proyek tsb berapa modalnya, berapa margin kotornya, berapa pajaknya, cost apa yg bisa di-reduce, mana bagian titik kritisnya, apa yg bisa dimaximize, dlsb.

Jadi kebiasaan Count your money itu menjadikan bahwa setiap orang kaya itu selalu menghitung detil, berapa kekayaan mereka. Mereka tau berapa uang yang masuk, berapa uang yang keluar. Si Dan Lok menyebutkan bahwa orang-orang kaya itu menghitung uang mereka every single days. Jadi nggak seperti orang kebanyakan ketika belanja, ya dihambur-hamburkan begitu. Nah orang kaya, yang sebener – benernya kaya, dia nggak pernah melakukan itu. Dia kalkulasi banget. Termasuk bagaimana dia membelanjakan untuk dirinya sendiri, dia hitung banget. Kalau dalam business canvas model itu, ada yang disebut revenue stream, nah revenu stream-nya itu darimana, seberapa besar, harus difahami dengan dalam dan detil.

Poin kedua, Pay Themselves First, maksudnya apa membayar/melayani dirinya pertama kali. Artinya dia melayani dirinya dulu sebelum orang lain, dia men-service dirinya dulu, pertama dia membahagiakan dirinya dulu. Tetapi membahagiakan dirinya dulu bukan berarti dia memperbesar liabilities dan mengalahkan investasi, atau dia boros atau being cheap people, atau jadi orang yang super hemat (pelit pada diri sendiri). Ini yang nggak diajarkan Dan Lok, dan dia sangat membenci mentalitas seperti ini. Dan Lok sendiri menyukai barang-barang mahal seperti busana mahal dan mobil mahal, dia menganggap gak ada masalah dengan itu, yang penting semuanya harus masuk kalkulasi (ada materi terpisah soal ini).

Kemarin kan kita bahas ada istilah hemat pangkal kaya tuh. Sebenarnya hemat itu hanya berfungsi hemat dalam arti pengeluaran sehari – hari, tiap hari makan di warteg, sekali makan 10rb – 12rb, sekali – kali kita boleh dong makan 50rb, 60rb, atau mungkin makan steambot, 100rb, 200rb yang lebih bergizi, well prepared. Nah, kalau kita hemat dalam arti pengeluaran semua dipangkas abis itu mungkin bagus secara mindset berpengaruh untuk menurunkan liability, tetapi tidak akan membuat kita menjadi orang super kaya. Itu hanya akan membuat kita sejahtera untuk level pekerja saja, katakanlah gaji temen-teman atau mungkin kawan-kawan disini ada yang di bawah 5jt, atau mungkin 10jt, anda harus berhemat itu benar. Bahkan untuk level pebinis yang baru memulai seperti saya, berhemat itu menyelamatkan kita.

Alhamdulillah saya melewati karir sebagai pekerja di sales selama 13 tahun. Dalam perjalanannya ada yang berhasil, ada yang gagal. Saya berusaha berhemat untuk hidup, sampai sekarang mindset itu masih ada. Itu satu keuntungan buat saya, saya sekeluarga bisa berhemat. Bagaimana saya bisa menghasilkan projek misalnya ratusan juta sampai milliaran, dengan pola hidup katakanlah Rp 15 jutaan per bulan, itu kan bagus. Nah, Dan Lok mengajarkan satu langkah lagi, bagaimana mengolah uang kita, untuk peningkatan kualitas diri kita juga. Misalnya, membaca buku yang berfungsi untuk menaikkan skill kita untuk mencari pendapatan. Internet marketing kita baca, business development kita baca, bagaimana mempengaruhi orang kita baca, olah sikap kita baca, ikuti training ini dan training itu yang benar – benar kita butuhkan. Banyak pelatihan yang ditawarkan carilah yang memang benar-benar kita butuhkan. Boleh saja mencari training yang murah, sesuai budget kita tetapi mindset orang-orang kaya ini sangat menghargai dirinya sendiri. Jadi berbeda dengan orang – orang yang middle and low income (menengah ke bawah) yang sering pelit terhadap dirinya. Jadi kalau dilihat, orang – orang yang sudah established ini, dia memilih apapun, sekolah misal buat anak, memilih rumah, mobil, semua pasti the best dari sisi kualitas outcome-nya. Dia memilih pasti yang dia suka, tentu saja semua pilihan itu ada karena ada budgetnya. Karena uangnya ada maka pilhan itu semakin banyak dan variatif.

Durian di kedai DJHA – Durian Jatohan Haji Arief, Serang Banten, 4/5/2015

Yang Ketiga, Improving Their Earning Ability, artinya seorang billionaire selalu meningkatkan kapasitas dan kemampuan dirinya untuk menambah income-nya. Saya 13 tahun jadi sales & business development people, saya berada di ruang itu. Itu nggak tiba – tiba saya disitu, karena memang sejak SMA saya ingin jadi pengusaha yang sukses. Sementara orang tua saya bukanlah seorang pebisnis handal. Menjadi seorang salesman adalah karir paling pas buat saya untuk masuk pada posisi pengusaha, karena memungkinkan saya belajar lebih banyak dengan waktu lebih fleksible tanpa mengganggu pekerjaan utama saya sebagai karyawan. Perusahaan yang saya masuki juga umumnya bukan perusahaan-perusahaan besar, melainkan perusahaan-perusahaan kecil, perusahaan keluarga dan perusahaan-perusahaan yang tengah sakit dikarenakan banyak kesulitan. Salah seorang mentor bisnis saya saat saya kuliah dulu, menyarankan saya masuk ke jenis perusahaan-perusahaan seperti ini untuk berkarir, agar impactfull pada ketajaman bisnis saya, and it  works!

Umur 40 saya harus menjadi pengusaha yang sukses. Sekarang sudah 40 tahun oktober 2018 kemarin, dan saya merasa belum sukses, berarti ada yang salah dari diri saya, ada banyak yang harus saya perbaiki, saya harus benahi apa yang kurang dari diri saya. Ada beberapa orang mengatakan saya sukses, oke saya ambil itu as a compliment, sesuatu untuk memacu saya untuk tetap bergerak. Mungkin, standar sukses di temen-temen saya itu lebih rendah dibanding yang sukses dalam perspektif saya. Menurut Dan Lok, sukses itu sebenarnya sebuah proses bukan sebuah event. Artinya kesuksesan itu mengalir karena proses yang berjalan, bukan “diam”.

Saya memperbaiki learning ability untuk earning money. Kemampuan utama saya di salesmanship, bagaimana menjual karena dilatih selama 13 tahun saya berkarir profesional di bidang sales and business development. Hal utama dalam salesmanship yaitu menjual diri saya dulu supaya orang mau datang dan berinteraksi dengan saya. Hal ini sebenarnya cukup sulit, karena saya sadari saya bukan tipe orang yang baik dalam soal personality, kadang saya melihat banyak hal yg menjengkelkan pada diri saya, yg terkadang over criticism, selfish dan senang dengan dry humor yg buat beberapa orang sangat menyebalkan. Hal ini tidak saya biarkan, karena ini akan menggerus kemampuan “earning money” itu tadi. Ini harus dilawan karena uang tidak datang pada orang yang tukang kritik dan punya kelakuan menyebalkan.

Orang mau datang ke group yang saya buat di telegram ini misalnya. Grup ini ada 280 member, ada 280 akun disini yang join, katakanlah dikurangi admin totalnya 275 member di sini. Apa yang bisa kita kapitalisasi? Saya jual water treatment, terutama air bersih dan lebih-lebih untuk rumah sakit. Itu spesialis saya, karena memang saya menemukan kategori baru disitu di karir saya. Sistem air bersih rumah sakit menjadi titik balik saya untuk berani meninggalkan dunia karir profesional saya. Sampai-sampai ex customer perusahaan tempat saya bekerja, memberikan pekerjaan ini di salah satu gedung rumah sakit padahal saat itu saya belum punya satu PT-pun, aspek legal saya gak punya, tetapi mereka percaya saya dapat men-deliver pekerjaan ini. Jadilah kemudian PT. Arus Tirta Niagatama, perusahaan saya yg pertama. ARUS adalah brand produk saya, dan akan saya kapitalisasi menjadi sebuah merk ternama di level Asia Pasifik, insyaallah.

Kemampuan saya yang lain adalah digital marketing. Skill ini tidak sengaja saya pelajari sebenarnya. Karena saya harus menjual produk valves di perusahaan terakhir saya bekerja selama 5 tahun. Saya membangun brand global perusahaan tersebut di Indonesia via media sosial. Kemampuan ini menghasilkan proyek demi proyek dan lahirlah perusahaan kedua saya karena dipercaya oleh komisaris saya untuk membangun perusahaan digital marketing bernama PT. Arah Angin Visimedia. Alhamdulillah, lewat perusahaan ini kami bisa melayani perusahaan-perusahaan untuk membantu penjualan mereka.

Apalagi setelah itu? Property. Karena basic saya di water treatment saya sedikit faham soal pekerjaan sipil, jadi sedikit faham mengenai bahan/material building. Saya ikuti satu seminar property di HIPMI Jaya satu hari. Berbekal pengetahuan umum dari seminar tsb, dan ruang belajar property di media sosial seperti Klub Property Mas/Coach Richo (walau saya kebanyakan pasif karena saya belum berbisnis property) saya memberanikan diri untuk memahaminya sambil praktek. Artinya saya sedang melakukan peningkatan earning ability saya dari beragam bisnis.

Sajian matang Lobster dan Ikan Baronang di sebuah resto di NTB, 12/5/2015

Kesimpulannya Earning ability-nya harus ditingkatkan kawan – kawan. Hal ini memungkinkan kalau mindset kita sudah siap, untuk terjun ke hal yang lebih besar lagi. Saya kira itu kesimpulan yang saya dapat dari video tentang The 3 Best Habit Of Rich People Dan Lok ini. Seperti biasa, karena ini kajian bisnis yang ada dalam ranah ilmu sosial, hal ini bisa tepat atau bisa tidak tepat tergantung banyak parameter. Tapi yang saya rasakan itu benar adanya. Sebelum menemukan konsep ini, saya sudah memahaminya secara alam bawah sadar. Tetapi ketika ada orang yang mengatakan hal ini dengan cara yang runtut dan mudah dimengerti seperi Dan Lok, it’s helpful banget, and I’m happy to share it to all of you. Sekian, selamat jumatan bagi yang muslim. Selamat siang.  Assalamualaikum wr wb.