Kemarin 27 April 2019, Sabtu lalu saya mendatangi ajang perhelatan industri otomotif dalam negeri, IIMS (Indonesia International Motor Show). Ajang yang dulunya disupport GAIKINDO ini sekarang harus merelakan berbagi moment dengan GIAS AutoShow yang merupakan perhelatan resmi GAIKINDO. Dyandra – Kompas Gramedia Group rupanya tak kalah akal untuk mempertahankan pengunjungnya di IIMS dengan menyajikan pameran bermutu yang ditata konsepnya dengan baik sehingga membuat saya berbetah diri berlama-lama di pameran dari pagi sampai petang hari.

Skutik klasik adalah jenis kendaraan dengan transmisi otomatis bergaya klasik. Segmen ini dulunya hanya diisi oleh Piaggio di Indonesia. Kini segmen ini telah dipenuhi oleh beragam brand dan tumbuh menjadi beberapa sub-segmen market. Sebutlah Honda dengan Scoopy-nya atau Yamaha dengan Fino-nya. Kedua motor tersebut bertarung di segmen market berharga di bawah 20 jutaan.

Menarik jika kita bahas pertarungan 3 pabrikan yang beradu peruntungan di segmen market di atas 20 jutaan. Saat berkunjung kemarin itu saya memperhatikan setidaknya ada 3 brand yang fokus menyasar segmen ini dengan serius. Mari kita kupas satu per satu siapa saja mereka.

1. Piaggio

PT. Piaggio Indonesia yang memiliki umbrella brand Vespa kini membuat sub-segmen skuter matic dengan tampilan khas kental dengan sentuhan klasik tetapi desainnya sangat kekinian memenuhi kebutuhan anak-anak muda dengan warna-warna menyala. Vespa yang sebelumnya telah memiliki type LX yang tampilannya jadul banget ini (walau kini telah diubah menyesuaikan pula dengan desain kekinian) juga menelurkan type-type yang berani dan pasti disukai oleh anak-anak muda, misalnya type Privamera, Sprint.

Sabtu 27 April lalu itu saya mencoba menjajal tipe Sprint yang memiliki dapur pacu 154,8 cc dengan mesin 4 langkah. Skutik ini sangat nyaman dikendarai. Walaupun trek lintasan agak pendek, masih cukup buat saya untuk menarik motor transmisi otomatis ini ke kecepatan tinggi sembari menjajal handalnya anti-lock bracking system (ABS) yang dibenamkan di salah satu rodanya.

Untuk penilaian saya pribadi dalam hal brand value, kenyamanan, tenaga dan handling saya berikan angka 90 (skala 1-100) untuk Vespa type Sprint yang dijajal kemarin itu.

 

2. Kymco

Kymco yang pernah joint venture dengan grup Lippo ini baru bangkit setelah mengalami keterpurukan karena sengketa bisnis dengan partnernya tersebut. Sengketa pemailitan oleh grup Lippo pada Kymco diakhiri oleh kemenangan pabrikan asal Taiwan tersebut. Sidang pun berlanjut dan saling gugat pun terjadi, wah menarik nih buat rekan-rekan pakar hukum untuk membahasnya hehehe..  well, yang penting brand ini hidup kembali, rupanya pengalaman pahit dengan Lippo group membuat perusahaan asal Taiwan ini mengubah strategi dengan partner baru dan menempatkan CEO langsung dari mereka sendiri.

Kymco yang menjadi pionir skutik matic modern ini pernah menelurkan beberapa type skutik premium seperti X-Max Yamaha atau PCX – Honda. Karena sengketa yang panjang dan pelik itu seorang karyawan Kymco menceritakan menjadi penyebab mereka absen di bisnis ini sekian tahun.

Type Like 150I inilah yang mereka pajang di pameran. Beragam warna-warna menarik dengan desain ciamik membuat mata kita tak henti-hentinya mengagumi keindahan produk brand Taiwan yang dirakit lengkap (Completely Knock Down) di pabrik baru mereka di Deltamas Cikarang.

Yang menarik dari type ini selain dia kompak, desainnya kekinian mirip dengan Vespa varian Sprint dan Primavera, adalah mereka memiliki fitur konektivitas antara gadget dengan layar multi information display (MID) yang mereka namakan NODOEE Rider Centric navigation. Fitur ini terbilang canggih karena pada mobil saja belum banyak yang menerapkannya. Anda bisa melihat notifikasi handphone termasuk melihat treking google maps saat berkendara. Tentu fitur yang sangat bermanfaat karena kita bisa menaruh HP sambil mengaktifkan koneksi dengan motor tanpa perlu adapter untuk menaruh gadget lagi. Dengan koneksi ini HP aman dan tidak khawatir terkena hujan karena MID dilengkapi kaca tidak seperti HP pada umumnya yang tidak tahan cipratan air hujan.

Sayangnya ketika saya menjajal motor ini, kenyamanan masih kalah dari Vespa Sprint. Untuk itu motor ini saya berikan nilai 80 apalagi dealership belum begitu banyak dan dari populasi masih kalah dari pabrikan lain.

3. Lambretta

Ini dia merk lawas dari Italy saudaranya Vespa. Keduanya sama-sama European brand, Italy pula. Vespa yang lebih hadir di Indonesia tentu lebih pas dan menyesuaikan dengan keadaan market. Sangat menarik jika Lambretta ikutan bertarung di segmen ini.

Desain Lambretta menurut saya awam ini tak berbeda nyata dengan Vespa, hanya saja Lambretta masih meninggalkan jejak kesan “kotak” pada varian yang ia sajikan di pameran IIMS ini. Nuansa jadoel jadi terasa lebih kental apalagi dua spion kotak berukuran besar dengan boks lampu yang juga berbentuk kotak semakin mempertegas bahwa motor ini gak malu-malu membawa identitas jadoelnya ke muka publik.

Jika Vespa membawa varian-varian muda segar untuk memperluas segmen, maka Lambretta tidak segan membawa identitas lamanya untuk menarik minat penggemar motor vintage ke arah mereka.

Bagaimana dengan kenyamanan berkendara, well boleh dibilang menurut saya Lambretta lebih baik dari Kymco Like 150I tetapi masih kurang nyaman dibanding Vespa Sprint. Buat saya yang berpostur 178cm dengan bobot 90an Kg (alamaakk..) ini lebih nyaman Vespa dibanding dua brand tsb. Baiklah 85 untuk skor Lampretta dari semua parameter keseluruhan.