Di bagian terakhir dari tulisan berseri terduga-nya saya terkena Covid19 ini, yaitu dari bagian pertama dan kedua, saya ingin membahas soal bagaimana saya begitu bersemangat bangkit dari situasi krisis kesehatan global yang menyeret kita pada jurang kesulitan ekonomi. Betapa tidak, dalam situasi gawat seperti ini, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit bisnis sementara jika tak berhati-hati nyawa kita atau keluarga tersayang menjadi taruhannya.

Jika pun kita lolos dari maut dan ekonomi bisnis kita selamat, kita pasti akan menyaksikan di sekeliling kita menderita dan terdampak kehidupannya. Jadi, sama sekali tidak ada pilihan untuk bersantai ria atau leha-leha, tetapi di satu sisi kita juga tidak bisa bekerja terlalu keras sampai lupa waktu dan lupa diri, yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan kondisi fisik lemah, lupa protokol kesehatan lalu mengakibatkan imun tubuh menurun atau orang-orang beresiko terkena dampak karena perilaku sembrono kita sendiri.

Obat-obatan yang musti saya konsumsi

Saya cek, selama saya sakit ternyata saya masih sempat beraktivitas layaknya orang normal yang tidak terkena sakit, di antaranya:

  • Wawancara by phone calon sekretaris direksi di RIS Water, karena ada beberapa pekerjaan tertunda. Saya melakukan koordinasi pula dengan internal General Affair di kantor
  • Mengikuti dan ikut membantu Rapat Kerja Organisasi Bidang (RAKORBID) diperluas Bidang 8 BPP HIPMI bersama seluruh ketua-keuta bidang 8 HIPMI seluruh Indonesia via Zoom.  Saya juga sempatkan mempelajari rekaman rapat tersebut dan mengedit pidato sambutan Tum Maming untuk dipublikasikan dalam laman instagram Bidang 8.
  • Mengikuti rangkaian Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) BPP HIPMI secara virtual dan sempat diwawancara Radio Elshinta terkait komentar Pak Presiden Jokowi terkait “Benci produk asing”
  • Berkoordinasi 1 project di RIS Water dan 1 lagi di ARUS Filter terkait satu pekerjaan yang membutuhkan survey. Mengomandoi survey lapangan tersebut via whatsapp dan tak henti-henti memonitor kinerja anak buah saya tsb.
  • Berkoordinasi untuk 3 buah project website dan SAAS (software as a service) dari 3 lembaga/asosiasi yang saya ada di dalamnya dengan tim developer yang bisnisnya baru saja dibentuk, terbayang ribetnya gimana karena situasi sakit, uncertainty begitu mendominasi. Ketidakjelasan ini tidak membuat saya diam ternyata, saya terus berusaha men-deliver janji saya pada calon klient saya tsb ketiganya.
  • Berdiskusi dengan teman pengajian yang meminta saran terkait adanya lahan wakaf kosong di tengah perkotaan, harus dibuat apa dan dibagaimanakan. Ini cukup menghabiskan energi saya karena fikiran saya sangat digetarkan oleh keinginan rekan saya tersebut. Buat saya, pikiran di kala sakit ini jika pun saya mati, tentu akan berbuah wakaf bernilai. Saya memikirkannya dengan serius, dan kawan saya tersebut mengamini ide-ide saya tsb, padahal di grup pengajain ide saya ini awalnya ditertawakan!
  • Menghubungi supplier mekanikal elektrikal terkait kebutuhan mengenai pengadaaan M&E untuk satu customer, alhamdulillah hubungan silaturahmi di kala sehat cukup melancarkan chat di kala sakit. Semoga deal
  • Berkoordinasi mengenai sebuah video campaign dari rajaherbal.id yang nampaknya kurang maksimal tampil di intagram, saya menyampaikan kendala yang dihadapi dan menjelaskan terkait ini pada partner yang menjadi model pada vidio tersebut agar tidak terlalu kecewa. Cuma karena saya tidak masuk sebagai COO lagi dalam bisnis ini sehingga saya membatasi diri.
  • Membuat tulisan mengenai agroindustri terkait jabatan baru saya di BPP PISPI (Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia) dan menyebarkannya pada jejaring terkait. Hal ini bentuk komitement saya karena dipercaya oleh Bang Kamhar Lakumani selaku Sekjen terpilih.
  • Berdiskusi secara intens di group WhatsApp Waroenk Startup Group di mana banyak para pebisnis pemula bertanya soal ini itu mengenai pengembangan bisnis / scale up. Saya merasa hidup di sana, karena merasa ada teman ngobrol yang bermutu. Yah, itung2 mengobati kekecewaan gak bisa gabung Club House karena saya belum punya iPhone hehehe..

Wah ternyata banyak pula kegiatan saya selama saya dirawat 5 hari itu ya. Semoga menjadi pelajaran berharga buat saya ke depannya. Akhirnya, tulisan-tulisan ini tidak kalah nikmat dengan 2 bungkus mie instant lengkap dengan bakso, telur tomat dan sayuran yang saya santap menutup rasa bahagia saya setelah dikabarkan 2 test swab saya negatif oleh petugas.

Mie Instant lengkap yang membahagiakan

 

TAMAT.